Jumat, 02 November 2012

akulturasi dan relasi interkultural

akulturasi ialah suatu proses sosial yang timbul manakala kebudayaan suatu kelompok dihadapkan dengan kebudayaan asing. kemudian kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan budaya sene generasi. diri. sedangkan menurut Koentjaraningrat (2005) mengatakan bahwa akulturasi merupakan istilah yang dalam antropologi memiliki banyak makna menyangkut proses sosial mengenai dua kebudayaan.

relasi interkultural atau komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang memiliki perbedaan budaya. kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang yang dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi. Kim Gudykunt (dalam Atsuko, 2002) mendifinisikan komunikasi interkultural sebagai abstrak dan aktifitas terpadu dalam komunikasi yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. sedangkan Yasshiro dkk (1998) menjelaskan bahwa komunikasi interkultural yang ideal digambarkan bila orang-orang yang terlibat dalam komunikasi melakukan interpretasi makna pesan, pengumoulan informasi, dan melakukan oertukaran informasi untuk saling menghormati dan bekerja sama agar saling menguntungkan.

apapun definisi yang ada tentang komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi anatr budaya terjadi apabila ada 2 budaya yang berbeda, kemudian budaya itu melakukan komunikasi.

interkultural itu sendiri dilakukan dengan berbagai cara, yakni:
1. dengan negosiasi untk melibatkan manusia dalam pertemuan antar budaya yang membahas suatu tema (yang disampaikan melalui simbol) yang sedang dipertentangkan.
2. melalui pertukaran sistem simbol tergantung dari persetuan subyek yang terlibat dalam komunikasi.
3. sebagai pembimbing prilaku yang tidak terpogram namun bermanfaat karena memiliki pengaruhterhadap prilaku kita.
4. menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasi berbagai cara.

akulturasi dan relasi interkultural memiliki relasi yang saling berpengaruh. akulturasi dapat terwujud dengan aanya relasi interkultural. proses penerimaan budaya ini tidak akan berhasil tanpa adanya komunikasi antar orang yang berbeda budaya. proses komunikasi ini akan saling mempengaruhi antar satu budaya dengan budaya lainnya sehingga mengakibatkan akulturasi.

referensi
http://id.wikipedia.org/wiki/akulturasi
http://id.wikipedia.org/wiki/komunikasi_antarbudaya

Selasa, 09 Oktober 2012

tranmisi budaya dan biologis serta awal perkembangan dan pengasuhan

Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang  dan diwariskan dari generasi sebelumnya yang terbentuk dari berbagai unsur rumit. Bahasa merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang yang cenderung menganggapnya warisan secara genetis. Mewariskan budaya dari generasi ke generasi melalui sebuah kegiatan pengiriman atau penyebaran kebiasaan atau adat istiadat yang sulit diubah disebut dengan transmisi budaya.

Transmisi budaya merupakan sebuah proses penyampaian suatu pesan yang ada sejak dulu mengenai suatu hal yang merupakan sebuah kebiasaan dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu keterkaitan antara biologis dengan transmisi budaya sangat besar, dimana bila sebuah budaya masiih dapat terjaga sampai saat ini juga dikarenakan faktor biologis tiap individu.
 
terdapat 3 macam transmisi budaya:
 
a. Sosialisasi. 
Sosialisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu proses yang terjadi apabila individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu lain dalam bermasyarakat. menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah proses dimana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana ia menjadi anggota.
Sosialisasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu ketika anak menelusuri perkembangannya pada dasar integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan penting. proses tersebut mendudukan anak-anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. 
 
 b. Enkulturasi. 
Elkulturasi adalah proses penerusan dari generasi ke generasi berikutnya selama hidup individu dimulai dari institusi keluarga terutama ibu. Enkulturasi mengacu pada proses dimana budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya, Budaya ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen.
Enkulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui proses belajar dan penyesuaian alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaan. 

c. Akulturasi. 
Akulturasi adalah proses yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun akan diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Mengacu pada proses dimana budaya dapat dimodifikasi dengan kebudayaan lain.
 Akulturasi mempengaruhi perkembangan psikologi individu melalui suatu proses sosial yang timbul manakala sekelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Alkulturasi terjadi sekelompok orang asing yang berangsur-angsur mengikuti cara atau peraturan di dalam lingkungan orang Indosia
 
Transmisi budaya terjadi sesuai dengan pegembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu dimana proses seperti enkulturasi ataupun akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung pada bagaimana individu mendapat pengasuhan dan bagaimana lingkungan yang diterima, Individu tidak mampu berdiri sendiri, melainkan memiliki hubungan dengan sesamanya. dengan demikian dalam hidup dan kehidupan manusia selalu mengadakan kontak dengan manusia lain, karena manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dalam bermasyarakat. 

pengertian dan tujuan dari psikologi lintas budaya serta hubungannya dengan disiplin ilmu lain

Definisi dan Tujuan

Psikologi lintas budaya adalah kajian mengenai persamaan serta perbedaan dalam fungi individu secara psikologis dalam berbagai budaya dan kelompok etnik. Tidak hanya itu, psikologi lintas budaya juga mengenai hubungan-hubungan antara perubahan psikologis dan sosio-budaya,ekologis, dan perubahan biologis, serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam perubahan-perubahan tersebut.

Seggal, Dasen,dan Poortiga (1990) menjelaskan bahwa psikologi lintas budaya adalah kajian ilmiah mengenai prilaku manusia dan penyebarannya sekaligus memperhitungkan cara prilaku itu dibentuk, dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Menurut Brislin, Lonner, dan Thorndike (1973) menyatakan bahwa psikologi lintas budaya ialah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan, yang dapat membawa ke arah perbedaan prilaku yang dapat diramalkan san signifikan.

Tujuan dari mempelajari psikologi lintas budaya adalah untuk melihat manusia dan perilakunya menghadapi kebudayaan yang beragam di sekitar kita. Untuk melihatnya bisa diidentifikasikan dengan melihat bagaimana budaya berdampak pada perilaku, kehidupa, keluarga, pendidikan, pengalaman sosial dan lain-lain.


Hubungan dengan Disiplin Ilmu Lain

a. Hubungan dengan ilmu sosiologi
Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu sosiologi adalah melihat persamaan  dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik yang berada dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Hubungan dengan ilmu ekologi
Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu ekologi adalah melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik berdasarkan interaksi antara organisme dengan lingkungannya.  

c. Hubungan dengan ilmu biologi
Hubungan psikologi lintas budaya dengan ilmu biologi adalah melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik dengan berdasarkan mempelajari askpek kehidupan fisik makhluk hidup. 


Perbedaan dengan Psikologi Indigenous, Psikologi Budaya, dan Antropologi

a.Perbedaan dengan psikologi indigenous
 Psikologi indigenous dapat didefinisikan sebagai pandangan psikologi asli pribumi dan memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan dengan fokus konteks kebudayaan setempat. Psikologi ini merupakan terobosan terbaru dalam dunia psikologi yang mana merupakan sesuatu untuk memahami manusia berdasarkan konteks kultural/budaya.Perbedaan psikologi lintas budaya dengan psikologi indigenous adalah psikologi lintas budaya berfokus pada isu, konsep, metode yang dikembangkan oleh komunitas ilmiah dari barat yang lebih banyak berpatokan pada Amerika dan Eropa Barat. Sedangkan psikologi indigenous lebih berfokus pada isu dan konsep yang mencerminkan kebutuhan dan realitas dari kebudayaan tertentu. 

b. Perbedaan dengan psikologi budaya
Psikologi budaya adalah studi tentang cara tradisi budaya dan praktek sosial yang meregulasikan, mengekspresikan, mentrasformasikan dan mengubah psikis manusia. Perbedaan antara psikologi lintas budaya dengan psikologi budaya adalah psikologi lintas budaya melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikogis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik. Sedangkan psikologi budaya melihat bagaimana budaya dapat mentransformasikan dan mengubah psikis seseorang

c. Perbedaan dengan antropologi
Antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia pada umumnya dengan melihat aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan. Perbedaan psikologi lintas budaya dengan antropologi adalah psikologi lintas budaya melihat persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik sedangkan antropologi melihat bagaimana manusia dalam suatu masyarakat melahirkan suatu kebudayaan.


Selasa, 20 Maret 2012

fenomena tentang kesehatan mental yang terjadi di masyarakat

Fenomena yang berkaitan dengan kesehatan mental yang terjadi dewasa ini adalah kecanduan terhadap jejaring sosial. misalnya seperti sering membuka-buka facebook, myspace atau twitter, melihat-lihat profil orang lain yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan diri kita.

Sebenernya kecanduan terhadap jejaring sosial ini dapat mengganggu kesehatan mental seseorang karena memicu seseorang untuk mengisolasi diri dan membuat dirinya menjadi anti sosial atau ansos. Hal ini berbahaya karena pengisolasian diri dapat mengubah cara kerjaa gen, membuat bingung respon kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental. dan tentunya hal ini bertolak belakang dengan mksud dan tujuan dibuatnya jejaring sosial dimana seharusnya pengguna dpat menemukan teman-teman lama yang tidak pernah berjumpa lagi, atau bahkan menambah teman.

hal ini dapat menyebabkan hubungan sosial individu tersebut dengan orang yang ada disekitarnya mulai merenggang. karena individu tersebut telah terlarut dan marasa nyaman dengan diriya yang ada di dunia maya sehingga mulai merupakan bagaimana cara berprilaku ketika sedang berinteraksi dengan individu lain di dunia nyata. terlebih lagi, alat elektronik dapat membuat seseorang kehilangan akan kempuannya untuk berinteraksi secara langsung dan membaca bahasa tubuh orang lain.

kerusakan fisik juga dapat terjadi. seperti terus menerus menggunakan mouse dan keyboard kita dapat mengalami cidera tekanan. selain itu juga masih ada masalah pada cider tulang punggung akibat berlama-lama duduk didepan komputer. peyakit lainnya bisa berupa stroke ataupun kangker.

seharusnya jejaring sosial bisa menjadi wadah pertemanan atau peyalur bakat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. namun yang terjadi dewasa ini adalah kebalikan dari itu semua.

Sabtu, 17 Maret 2012

kesehatan mental

istilah kesehatan mental diambil dari mental hygiene. kata mental itu sendiri diambil dari bahasa yunani yang artinya kejiwaan. jadi mental hygiene adalah mental yang sehat atau kesehatan mental. kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan pada mentalnya termasuk neurosis dan psikis. karena mental yang tidak sehat akan mudah terganggu. orang yang memiki mental yang sehat berarti mampu menahan tekanan-tekanan yang datangnya dari dalam diri sendiri ataupun orang lain.

penyakit mental sama lamanya dengan keberadaan manusia. karena sejak manusia dilahirkan, ia sudah memiliki mental. namun nenek moyang menganggap itu akibat dri roh-roh halus yang mengganggunya. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. namun lambat laun sudah ada yang merubahnya.

Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.

Dorothea Dix merupakan pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan yang berrasl dari Amerika. ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit menta dan orang-orang gila. ia bberjasa memperbaiki 32 rumah skit jiwa diseluruh Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasanyalah Dix berhasil disebut-sebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19

Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada bidang kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan.banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. beruntung ia dapat sembuh setelah dirawat selama 2 tahun.

Di indonesia, pada jaman kolonial pasien dirawat di RSU. namun yang dirawat adalah pasien yang memiliki masalah kesehatan mental yang berat. akhirnya pada tanggl 1 Juli 1882 dibuatlah RSJ pertama di Indonesia. Disusul dengan RSJ Lawang pada tahun 1902, RSJ Magelang pada tahun 1923, dan Sabang tahun 1927.

namun pada saat perang dunia ke-2, saat Jepang menduduki Indonesia, upaya kesehatan jiwa tidak berkembang.akhirnya pada 1947, pemerintah membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa. namun sayangnya belum bekerja dengan baik. pada tahun 1950 pemerintah memperingatkan Jwatan Urusan Penyakit Jiwa untuk meningkatkan pelayanannya. Sebelumnya RSJ hanya milik pemerintah. namun pada tahun 1970an, pihak swasta mulai memikirkn tentang kesehatan jiwa.

Ilmu kedokteran jiwa terus berkembang seperti adanya sub spesialisasi seperti kedokteran jiwa masyrakat, Psikiatri klinik, kedokteran jiwa usila, dan kedokteran jiwa kehakiman. setiap sub direktorat dipimpin ileh 4 kepala seksi. program yang diprioritaskan adalah health promotion. Sub program perbaikan pelayanannya seperti fokus psychiatric medical care, penekanan pada curative service (treatment) dan rehabilitasi. Sub program ini di stimulasi kontruksi RSJ swasta dan bekerja sama dengan luar negeri seperti ASEAN, ASOD, COD,WHO, dan AUSAID